Diadakan sosialisasi . Tiga pilar budaya sunda, seKecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, dan Desa , mamaos ngaos mempo.

Cianjur Sri-media com.Adapun gelar pelaksanaanya berempat diaula telah disediakan oleh pemdes Desa Cikannyere, dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.

Kepala Desa Cikannyere, Dadang Sulaeman, dan pihak kebudayaan Kabupaten serta Camat Sukaresmi, Firman Edi dihadiri Kapolsek Sukaresmi Irwan Aleksander SH, MH , bersama jajaran, untuk melihat dan mendengarkan materi yang berkaitan tentang tiga pilar.

Camat Firman, didalam sambutannya menyampaikan kehadapan para kepala Desa yang jumlahnya 11 Kades, lengkap dengan koordinator pendidikan Deden S, pd , bersama para Kepala Sekolah seKecamatan Sukaresmi. Seperti halnya. Di tempat kelahirannya, sunda Cianjur, persoalan kesenian sunda terkadang didengarnya alergi sama anak – anak sekarang hampir terpengaruh oleh kesenian barat, seyogianya kita pertahankan, yang dirinya, merasa kelahiran Cianjur, sebenarnya nama kesenian ini adalah mamaos. Dinamakan tembang Sunda Cianjuran sejak tahun 1930-an dan dikukuhkan tahun 1962 ketika diadakan Musyawarah Tembang Sunda sa-Pasundan di Bandung menurut sejarah,

maka dari itu dengan adanya sosialisasi budaya, pemerintah Kabupaten Cianjur ingin membangkitkan budaya khusunya Cianjur dan pada umumnya orang sunda. Jangan sampai tenggelam atau punah bagaimana caranya supaya menggaung kembali di tataran sunda perlu diperjuangkannya bersama,” ujar Camat.

Lebih lanjut, Koordinator pendidikan Deden, di kesempatan ini , dia , melontarkan mengenai tentang permasalahan budaya sunda itu sangat luar biasa , tentu Sekolah adalah salahsatu sarana yang memberikan banyak manfaat perserta anak didik, di Sekolah mampu mensosialisasikan budaya sunda untuk mendidik mereka, menjadi generasi yang lebih baik, hal ini tidak mudah harus ada proses dan waktu juga diperlukan ada keseriusan, jangan mengandalkan pihak Sekolah mesti ditunjang peran serta orang tua siswa, memang realitasnya sudah di laksanakan oleh pihak pendidikan, sebagai mana contohnya membaca Al-Qur’an, terlebih adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, sehubungan mayoritas umat Muslim, termasuk
makna “(mempo) pencak, silat terjemahan Bahasa Sunda pada intinya olah raga telah direalisasikan setiap ada kegiatan sesuai jadwal. Mari kita semua pihak mendukung harus ada sebuah kekompakkan, dan kerja sama bersinergi demi kemajuan regenerasi yang akan datang agar lebih pesat maju,” paparnya kòordik .

Ditemui terpisah, Kepala Desa Dadang, menuturkan ( 8/9/2021 ) kepada Media bahwa membenarkan bahwa apa yang bicarakan oleh Camat dan pihak pendidikan dan kebudayaan dari kabupaten, itu tepat sekali ini mau tidak harus didukung, kata dia , Insha Allah pihak pemdes akan melakukan langsung turun mensosialisasikan terhadap masyarakat supaya mamahami tentang budaya sunda, rencana ini bagus untuk mengangkat budaya sunda kembali itu sendiri, didalam niat terutama harus memiliki untuk menanamkan kerja sama yang baik demi terwujudnya tujuan,” tandas ( Ateng )

Tinggalkan Balasan