Bandung-sri-media.com.Suara minor, atas upaya Gubernur Jabar Ridwan Kamil membangun patung Soekarno di area Gelanggang Olahraga (GOR) Saparu, Kota Bandung mulai bermunculan.
Ground breaking ceremony pembangunan patung bertajuk Monumen Plaza Soekarno, pada Rabu 28 Juni 2023. Sehari sebelum Idul Adha 1444 H.
Peletakkan baru pertama patung itu juga dihadiri, Sekjen DPP PDIP, yang diacara itu, diselamatkan sebagai perwakilan keluarga Soekarno atau Bung Karno.
Patung itu di desain akan memiliki tinggi 22,3 meter, waktu pembangunannya 3-4 bulan. Bila itu, terwujud patung itu akan menjadi monumen tertinggi se Indonesia.
Praktisi Hukum dari Peradi Kota Bandung, Fidelis Giawa SH mengatakan rencana membangun patung Presiden RI Pertama itu baik.
“Yang kita tolak, adalah avouturisme politik murahan Ridwan Kamil, serta para pedagang eceran nama besar Bung Karno,” katanya, Minggu 2 Juni 2023.
Selain itu, tambah Fidel, panggilan akrab untuk Fidelis Giawa, diduga banyak problem administrasi dan manipulasi anggaran dalam proyek tersebut.
Misal, jelas Fidel, apakah sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) antara Yayasan dengan Pemprov Jabar.
“Kalau ada, apa isi MoU-nya,” ujarnya.
Hal itu, menurut Fidel, penting karena jika bangunan dan patung tersebut merupakan hibah dari yayasan, maka harus ada serah terima bangunan dan patung tersebut,” tambahnya.
Karena nantinya, urai Fidel, bangunan dan patung tersebut akan melekat, pada lahan aset Pemprov.
“Ada mal administrasi dan nuansa gratifikasi,” ujar Fidel.
Dalam penjelasannya ini, Fidel juga menyinggung soal biaya pembangunan monumen plaza Soekarno. Yang menurut koar-koar Ridwan Kamil hasil swadaya, non APBD. Nilainya Rp15 miliar.
“Sekarang yang penting dilacak adalah pihak swasta yang dimaksud siapa saja. Harus transparan. Jangan ada gelap-gelapan.”
“Supaya terbuka, ada tidaknya konflik kepentingan atas keberadaan bangunan baru dan patung di atas lahan pemerintah daerah tersebut,” pungkasnya.***red/sbr