KIDUNG SI LAYUNG, JERITAN HATI PENGUASA SITU CIBURUY.

Situ Ciburuy kini seperti sebuah danau yang tidak jelas keberadaannya. Danau kecil yang penuh dengan filosofi budaya masyarakat sekitarnya, tak ubahnya seperti sebuah wilayah tanpa tuan, pengelolaannya nyaris terabaikan.

foto Daswan* | Mulyana Pardianata (Kang Barien), penggiat budaya Situ Ciburuy

Demikian diungkapkan oleh Mulyana Pardianata (Barien) sebagai tokoh budaya setempat. “Renovasi wajah Situ Ciburuy yang menggunakan anggaran pemerintah provinsi pun, nyaris tak mampu menempatkan situ ini sebagai destinasi wisata kebanggaan masyarakat Ciburuy maupun Bandung Barat.” Ungkapnya.

“Padahal, penelusuran cerita rakyat mengenai Si Layung, seekor ikan asli yang ‘menguasai’ Ciburuy, yang saya lakukan selama bertahun-tahun merupakan sebuah modal yang cukup menjual untuk menghadirkan wisatawan, terutama dari para siswa yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Situ Ciburuy dan cerita rakyat yang menyertainya.” Sambung budayawan yang akrab disapa Barien ini.

“Untuk itulah, saya mencoba menyusun sebuah uraian cerita rakyat mengenai situ ini. Berdasarkan hasil pembicaraan saya dengan para sesepuh dan tokoh budaya setempat, saya menyimpulkan bahwa di Situ Ciburuy ini pernah hidup, dan mungkin juga masih ada seekor ikan asli yang’menguasai’Ciburuy yang bernama Si Layung. Saya berkomunikasi dan berkoordinasi dengan beberapa tokoh, maka lahirlah sebuah cerita rakyat yang saya beri judul ‘Kidung Si Layung’.” Tambahnya.

“Saya mengilustrasikan kesedihan para leluhur Situ Ciburuy dengan kondisi saat ini. Konon kabarnya, setiap bulan purnama si Layung selalu menampakkan dirinya untuk melihat sekeliling Situ Ciburuy. Setiap saat itu pulalah, Si Layung seolah memendam rasa gundah gulana dengan kenyataan yang dilihatnya.” Imbuh Barien, yang sampai saat ini, naskah susunannya sudah diketahui oleh pihak Disparbud KBB.

“Harapan saya, semoga dengan adanya cerita rakyat ini, akan menggugah kesadaran kita semua akan adanya budaya dan adat istiadat setempat yang sejatinya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia secara umum. Saya terus berdoa dan berusaha untuk hadirnya pihak-pihak yang peduli dengan kontribusi kecil ini. Insyaallah.” Pungkas Barien seraya tersenyum dan mengarahkan pandangannya ke langit yang biru.** (Daswan*).

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan