Komunitas wisata mulakeude, Gelar Seni Budaya lokal Ngawuwuh “Hajat lembur” ke 6 tahun.

Garut SRI-Media.com,– Komunitas Budaya Mulakeude yang berada di Kampung, Mulakeude, RT 01/05, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sucinaraja, kabupaten Garut. menggelar acara Gebyar seni Budaya yang ke-6 selama hari 3 hari mulai, Kamis s/d Sabtu 17-19 Desember 2020.

Kegiatan tersebut di hadiri ketua dewan seni dan  budaya kabupaten Garut, budayawan Garut, seniman Garut, PSSI Garut Selatan, Rumah kreasi Garut, MUI desa Sukalaksana, tokoh masyarakat, tokoh agama ( Para alim ulama ). Kegiatan bertema “ngawuwuh” itu dibuka oleh Ketua Dewan kesenian dan Kabupaten Garut (DKKG), Irwan Hendarsyah. SE. Ditandai dengan pemukulan gong. Acara bertujuan untuk melatih jiwa warga masyarakat dan sekaligus sebagai wadah mengekspresikan diri dan kreasi yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal bakat dan kemampuan.

“Kegiatan ini mempunyai arti penting guna membangkitkan seni dan budaya di Wilayah kabupaten Garut melalui kreasi, inovasi, dan kolaborasi yang diharapkan terwujud dalam bingkai persaudaraan,” tutur, Irwan.

Ia menambahkan, hal itu dilakukan untuk lebih menggali dan melestarikan Kesenian dan Kebudayaan serta merangkul seluruh pekerja seni di Kabupaten Garut.

“Untuk para generasi muda, agar lebih menanamkan serta melestarikan budaya daerah sebagai aset yang perlu dipertahankan, untuk mencegah terjadinya krisis budaya dan menangkis pengaruh negatif di era globalisasi.

Saya, menghimbau dan mengingatkan agar dalam menjalani kehidupan sehari-hari hendaklah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak ( 3M ) agar di masa pandemi-19 ini, kita, bisa terlindungi dan ini sudah merupakan budaya yang harus kita jalani demi kebaikan keberlangsungan kehidupan kita pada saat ini.

Dalam kesempatan itu ketua DKKG juga memberikan penghargaan kepada penggerak pelestari budaya Nusantara khususnya yang ada di tatar Sunda Garut kepada saudara, Nandang. atas eksistensinya selama 6 tahun berturut-turut menggelar “ngawuwuh” ini. juga, memberikan penghargaan kepada kampung mulakade sebagai kampung destinasi wisata unggulan yang tumbuh kembang sesuai harapan masyarakat dan pemerintah,” tutupnya.

Sementara, Ketua Komunitas Budaya Mulakeude, Nandang  Armawinata.S.SY.  menyampaikan kepada media bahwa wisata mulakede berdiri tanggal 15 November 2016. “Tujuan di selenggarakan ngawuwuh oleh komunitas kampung  wisata mulakede yang ke 6  tahun dan merupakan ajang mengikat tali persaudaraan agar nilai rasa di antara manusia tetap terjaga ukhuwah islamiah.

Ciri khas ngawuwuh yang pertama ada ziarah ke makam wali eyang haji mula rohmatuwllah ini  salah satu makan wali yang berdiri tahun 559 sebelum masehi. Selanjutnya masyarakat berbondong- bondong membawa tumpeng ke makam wali setelah itu istigosah bersama yang di pimpin para asatid.

Komunitas kampung wisata mulakede mengangkat 7 wisata unggulan. yang pertama wisata budaya yang di gelar satu tahun sekali ngawuwuh atau hajat lembur. yang ke 2. wisata reliji ( wisata ziarah )ke 3 wisata kuliner yaitu ciri khas makanan tradisional kp wisata mulakede yaitu Riwet Rawey kacang gambet dan minuman wedang zahe. ke 4 agrowisata yaitu bisa petik jeruk dan bakar jagung sendiri ditempat lokasi wisata. ke 5. camping religi yaitu camping yang lebih ke tadabbur alam.ke 6.kebun al-Quran Artinya kebun yang isinya bubuahan yang ada di Al-Quran seperti buah tin, buah kurma, zaetun, delima, pisang.

Sehingga ini bisa di jadikan prodak unggulan dan menjadikan wisata edukasi untuk para pelajar.ke 7 wisata kolam renang dan kabarulem atau kaulinan barudak lembur baheula ini menjadi paket wisata yang di angkat komunitas kp wisata mulakede. imbuhnya.

lebih lanjut, Nandang. menyampaikan dengan harapan semoga semua elemen baik dari segi pemerintahan,warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, bisa senantiasa berkesinambungan berjalan bersama kita memajukan apa yang menjadi tujuan kita kita maslahat dunia dan akhirat.

” bagi pelaksanaan gebyar seni tahun depan yaitu agar pentas seni yang akan datang harus bisa lebih mandiri, lebih kreatif, dan lebih berinovasi sehingga kegiatan seperti ini bisa menjadi hiburan bagi masyarakat siswa siswi Sekolah Dasar, SMP SMA serta masyarakat luas,” Ujar nya.**( Heri Arasid* ).

 

 

 

Tinggalkan Balasan