Paradigma Pengelolaan Sampah Harus Berubah.

CIMAHI | SRI-Media.com – sampah masih menjadi masalah sampai dengan saat ini. Sejalan dengan itu, paradigma lama pengelolaan sampah skala kota, yang hanya bertumpu pada upaya penanganan di hilir dengan cara kumpul, angkut, dan buang, harus secepatnya diubah menjadi pengelolaan sampah skala kawasan dengan penekanan kepada upaya pemilahan dan pengurangan timbunan sampah di hulu.

“Sampah adalah permasalahan Kita bersama. Kita semua harus sadar dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan masing-masing. Oleh karenanya, pembagian peran pengelolaan sampah mulai dari hulu hingga ke hilir harus diwujudkan, karena pemerintah tidak bisa menyelesaikan permasalahan sampah sendiri, tanpa melibatkan pihak lain,” ujarnya.

Ngatiyana merasa berbahagia melihat antusiasme masyarakat dalam hal kepedulian terhadap pengelolaan sampah ternyata cukup tinggi.Dia melihat begitu banyak masyarakat yang berkorban waktu dan tenaga tanpa pamrih untuk bisa mengelola sampah di kawasannya agar dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya.

Yang lebih membanggakan lagi, banyak juga kaum milenial yang peduli terhadap pengelolaan sampah melalui hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai media sosialisasi untuk mengajak kaum muda/milenial lainnya untuk peduli terhadap pengelolaan sampah.

THL-THL, ASN-ASN di Dinas Lingkungan Hidup dan juga petugas-petugas pembersihan baik di sungai maupun di jalan diberikan kadeudeuh–kadeudeuh yang berprestasi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Danjuga diserahkan bantuan dari BAZNAS berupa bingkisan bagi pemenang-pemenang dan mereka-mereka yang melaksanakan tugas sebagai pembersih.

Berkenaan dengan penyerahan paket sembako untuk para THL, Kepala DLH Kota Cimahi Lilik Setyaningsih mengatakan bahwa kegiatan tersebut sudah biasa dilaksanakan setiap tahunnya menjelang hari raya Idul Fitri.

“Ini rutinitas tiap tahun yah, dan kalau lomba terkait hari peduli sampah nasional, kita selenggarakan untuk tingkat kota Cimahi. Tujuannya adalah Memotivasi para kader dan petugas penarik sampah untuk bisa mempertahankan kondisi pemilahan di kawasan RW masing-masing. Jadi sebelum diangkut kita ada pemilahan terlebih dahulu lah yah. Nah ini nanti diharapkan para kader ini bisa membina wargaya untuk memilah sampah organik dan anorganik terbanyak dan menghasilkan sampah residu yang paling sedikit,” jelasnya.

Lilik berharap, kegiatan pemilahan sampah ini bisa dilaksanakan secara konsisten sejak di tingkat RW dan bukan hanya pada saat ada lomba saja.

“Makanya tadi dipacu dan dimotivasi supaya ke depannya terus seperti ini, jangan hanya sekedar lomba saja. Mudah-mudahan ke depannya nanti ini di RW-RW lainnya dapat mengikuti dan menyusul, karena ini implementasi kegiatan sehari-hari yah… kader kader ini kan yang diharapkan bisa membantu gitu,” pungkasnya.**(ade/denny*)

 

 

Tinggalkan Balasan