Rakerda KONI Kab. Bandung Barat Tolong catat Agus Sutanto bilang “ banci”, Tidak Mau Ketemu Ketua KONI KBB

(foto : Ketua KONI KBB Agus Mulya Sutanto)

Kab. Bandung Barat- sri-media.com- Bertempat di aula Gedung BBPMP (balai besar penjamin mutu pendidikan) di Jl. Raya Batujajar, Sabtu (14/1) berlangsung Rapat Kerja ( Rakerda) KONI Kabupaten Bandung Barat dengan mengusung tema “ Dengan Rapat Kerja KONI Kabupaten Bandung Barat Kita Tingkatan Sinergitas Organisasi Untuk Mencapai Prestasi.

Rakerda ini dihadifri Ketua umum KONI KBB, DR. Ir. Agus Mulya Sutanto, SH, MH, MM, ketua KONI Jabar, Kadispora KBB Imam Santoso, M.Pd mewakili Bupati Hengky Kurnian, para ketua pengcab dari seluruh cabang olah raga, atlit serta tamu undangan.

Kadispora KBB, Imam Santoso saat membacakan sambutan tertulis Bupati mengatakan bahwa Bupati sangat mengapresiasi dengan pencapaian prestasi atlit kita  yakni dalam Porpov beberapa waktu yang lalu mampu bertengger di urutan ke 8 walau dengan persiapan yang begitu mepet dengan perolehan 49 medali emas,  72 perak 108 perunggu. Dan saat pemda ini sedang mencari solusi untuk bonus atlit sesuai harapan walaupun kondisi APBD sedang cukup berat, ucap Bupati.

Dikatakan Bupati Bandung Barat dalam sambutan tertulisnya menuturkan yakni sesuai Undang-undang No 3 tahun 2005 Sistim Olah Raga Nasional, KONI KBB diharapkan terus mendorong gairah masyarakat untuk berolah raga karena membangun prestasi olah raga tidak bisa instan tapi harus ditata secara sistem matis sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berolah raga dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa terutama kabupaten Bandung Barat. Ini semua modal dasar prestasi oleh karena itu KONI KBB sudah saatnya melakukan berbagai inovasi agar presatsi olah raga di Bandung Barat semakin meningkat, jelasnya.

Ketua umum KONI KBB, DR. Ir. Agus Mulya Sutanto kepada para wartawan dengan nada tinggi mengatakan dalam rakerda ini dirinya memaparkan kepada para ketua cabor-cabor bahwa apa yang diperoleh pada saat Porpov 18 November 2022 tentang medali-medali yanmg diperoleh dan rencana program kerja tahun 2023 tapi alangkah kecewanya hati saya ternyata kondisi pada saat pemilihan bulan 22 Juni 2022, dimana saya memenangkan pemilihan ketua KONI dikira selama enam bulan berjalan ini masalah sudah selesai nyatanya masalah belum selesai buktinya program KONI yang merupakan bagian dari KBB dapat anggaran hanya 500 juta, ada apa dibalik itu ?

Dikatakan Agus bahwa pada tahun 2007 saat KONI baru berdiri di KBB dapat anggaran 700 juta sekarang tahun 2022 dapat 500 juta ada apa itu Hengky, tolong catat bilang sama dia kata “ Agus Sutanto jadi maunya apa dia? ” sedangkan untuk mensejahterakan masyarkat itu adalah mengolah ragakan masyarakat yang nanti punya nama harum bukan Agus Sutanto tapi KONI dan Kabupaten Bandung Barat, ucap Agus dengan berapi-api.

Selanjutnya dikatakan Agus, waktu Porprov beberapa swaktu lalu dirinya bersama cabor-cabor berjuang untuk meraih prestasi dalam perolehan mendali, saya tidak mengharapkan untuk saya pribadi mengenai bonus yang didapat kabupaten/kota lain pemberian bonus oleh pemdanya besar contohnya Kabupaten Bandung, Cimahi atlitnya mendapatkan bonus 75 juta tetapi untuk Bandung Barat dirinya mendengar bonus atlit 25 juta, maka saya bilang jangan diambil, minimal bonus itu 50 juta sesuai tahun 2018 karena faktor inflansi dan lain-lain.

Dikatakan Agus idealnya untuk anggaran KONI itu 9 milyar karena diperuntukan menjelang Porpov, tahun 2026 ini berkesinambungan, empat tahun kedepan suatu proses untuk perlengkapan, BOP, contohnya untuk cabor menembak saja satu butir pelurunya 6 ribu rupiah belum yang peralatan lainnya, aero modeling dan lain-lain, sekarang anggaranya cuman 500 juta, cukup apa?. Untuk itu langkah selanjutnya dirinya tadinya berencana untuk beraudensi dengan Bupati untuk membicarakan masalah ini, namun diakui Agus dirinya telah empat kali mengirm Whatsapp (WA) dan surat kepada Bupati agar dapat bertemu tapi banci sampai hari ini tidak mau ketemu Ketua KONI KBB, tolong catat Agus Sutanto bilang “ banci”, ucap Agus dengan nada emosi berulang kali.

Senada dengan Agus Sutanto tentang masalah kecilnya anggaran KONI dan bonus atlit peraih medali disampaikan juga oleh ketua cabor Perbakin Dedi Suprapto dirinya mendengar apa yang dikatakan ketua KONI KBB tentang sikap pemda Bandung Barat, saya sangat kecewa dengan apa yang kita rencanakan, tegas Dedi.

Mengenai uang kadeudeuh (bonus) terhadap atlit berprestasi dimana merupakan tradisi baru melalui mekanisme baru pembinaan langsung oleh Bupati terhadap atlit secara individu/langsung tanpa melalui KONI hibah langsung diberikan, harapan besarnya bukan dari sisi nominal tetapi bagaimana pengharagaan pemda terhadap atlitnya yang berprestasi tapi dengan nilai seperti itu tidak rasional cara berfikirnya pertama sudah melenggar ketetapan yang sudah dibuat, kedua tidak melihat dari aspek psikologisnya Kota/Kabupaten yang lainnya pada naik bonusnya, contoh Kuningan dan Cimahi Kota kecil saja naik sedangkan Bandung Barat malah turun, ini ada apa? Berarti ada motif apa? Nanti akan kita gali dan melakukan penelitian tentang masalah ini, jelas Dedi dengan penuh rasa kecewa.

 

(buds)

Tinggalkan Balasan