CIMAHI, SRI-Media.com – Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) sebagai unit pelayanan kesehatan hewan terpadu memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan diagnosa penyakit, pengobatan, penanganan masalah reproduksi dan kesehatan masyarakat veteriner di wilayah Kota Cimahi.
Plt. Wali Kota Ngatiyana mengungkapkan , Puskeswan melakukan tugas dalam pelayanan jasa pusat kesehatan hewan sebagai ujung tombak strategis yang perlu diperkuat kinerjanya dalam rangka mendukung Sistem Kesehatan Hewan Nasional (Siskeswannas), dimana hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pihaknya memahami bahwa keberadaan puskeswan harus memberi dampak signifikan dalam menangkal ancaman penyakit hewan yang sudah atau mungkin akan muncul di Indonesia. Misalnya seperti saat ini Indonesia sudah direpotkan dengan beberapa penyakit demam babi afrika (African Swine Fever/ASF) yang sudah merebak sejak Desember 2019. Ancaman juga dimungkinkan terkait flu babi juga harus diwaspadai yang berpotensi masuk ke wilayah NKRI setelah wabah awal di Amerika Utara pada April 2009 lalu menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Bahkan menurut who saat pandemi 2009 lalu, sebanyak 74 negara dan wilayah telah melaporkan adanya infeksi flu babi yang dikonfirmasi oleh hasil laboratorium.
“Kemudian yang terbaru, pandemi global Covid-19 yang saat ini tengah melanda seluruh dunia juga diduga berasal dari perantaraan hewan, yaitu kelelawar dan trenggiling, dan telah terbukti bahwa penyakit ini juga bisa menjangkiti berbagai jenis hewan lainnya,” ujar Ngatiyana, saat menghadiri kegiatan Kunjungan Lapangan dari Tim Penilai Adibaktitani tahun 2021 tingkat Provinsi Jawa Barat, bertempat di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskeswan Kota Cimahi, Jalan Sukimun, RT.003/RW.004, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, pada Senin (22/03).
Menyikapi kondisi ini, Ngatiyana menekankan tentang kedudukan Puskeswan sebagai institusi strategis dalam upaya mempercepat proses pelayanan dan penanganan kesehatan hewan. Untuk itulah, Pemerintah Daerah Kota Cimahi terus melakukan penguatan fungsi Puskeswan dalam rangka pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan, salah satunya guna mendukung target indonesia bebas rabies di tahun 2030. Diakui Ngatiyana, eksistensi dan peran Puskeswan masih perlu terus dioptimalkan, termasuk melalui penambahan dukungan sarana-prasarana (sarpras), sumber daya manusia (SDM) dan manajemen organisasinya. Untuk itulah, melalui momentum penilaian adibaktitani ini, pihaknya berharap dapat memperoleh masukan dari tim penilai sekalian untuk meningkatkan kapasitas puskeswan agar dapat menjadi ujung tombak siskeswannas yang merupakan integrasi seluruh kegiatan kesehatan hewan.
“Kami juga berharap, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, melalui tahapan presentasi dan wawancara ini, Puskeswan Kota Cimahi dapat menjadi salah satu Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) terbaik yang nantinya akan mewakili Provinsi Jawa Barat pada penilaian adibaktitani tahun 2021 tingkat nasional,” pungkas Ngatiyana.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi Supendi Heriyadi mengatakan, Adibaktitani adalah Penghargaan dalam bentuk piala, plakat, dan piagam yang diberikan oleh Menteri Pertanian kepada UKPP Berprestasi Bidang Pertanian yang telah melaksanakan tugas dan fungsi memberikan pelayanan secara langsung kepada Masyarakat di Bidang Pertanian.
Untuk tingkat Jawa Barat, terdapat 34 UKPP dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang mengusulkan lembar kerja penilaian penghargaan Adibaktitani tahun 2021. Dalam hal ini, Dispangtan Kota Cimahi mengirimkan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Puskeswan untuk ikut serta dalam ajang ini. Setelah melalui tahapan seleksi administrative, Puskeswan Cimahi termasuk kedalam 16 UKPP yang berhasil lolos ke tahapan presentasi dan wawancara. Melalui tahapan presentasi dan wawancara ini, akan ditetapkan 6 UKPP terbaik melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat sebagai bahan penilaian oleh Kementerian Pertanian lebih lanjut.
“Puskeswan ini ngak pernah dilombakan sebelumnya. Nah sekarang provinsi mau melihat dari jarak dekat terhadap Puskeswan ini. Sebagai Kepala Dispangtan, saya optimis sekali bahwa kita bisa mendapatkan penghargaan ini, karena semangatnya bukan hanya demi berlomba, tapi memang saya lihat Kepala UPTD dan kawan-kawan yang ada di Puskeswan ini etos kerjanya cukup tinggi. Terbukti apa yang tadi disampaikan dalam eksposenya… Itu bukan main main, bahwa salah satunya dari aspek PAD [Pendapatan Asli Daerah] ngak pernah kurang, selalu melebihi target,” ujarnya.
Ditambahkan Supendi, Dispangtan Kota Cimahi akan terus melakukan pengembangan terhadap UPTD Puskeswan ini ke depannya. Selain aspek Sumber Daya Manusia, salah satu hal yang paling mendesak untuk segera dibenahi demi peningkatan kualitas pelayanan Puskeswan adalah penambahan aspek sarana-prasarana pendukungnya, termasuk perluasan bangunan dari yang sudah ada saat ini.
“Untuk pelayanannya, karena sudah memerlukan fasilitas [tambahan], Insya Allah tahun 2021 ini sudah dianggarkan yah, kita akan membangun ruang sekretariat di sebelah gedung yang sudah ada, sebab fasilitas yang ada saat ini belum maksimal. Sekarang sekretariatnya masih bergabung yah dengan ruang pelayanan lainnya,” pungkasnya. **(ade/denny*).