GDSC Peduli Anjing dan Kucing Terlantar Serta Lingkungan

Ketua GDSC Aditya didamping Andi selaku Resque GDSC

Bandung-sri-media.com ,Bertempat di Gateway Gunung Batu Bandung, kami menemui dan mewawancarai orang yang peduli dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, dia adalah Aditya Hoesaeni Tuturong dengan sapaan akrabnya Adit serta Andi Yuliandi, kedua orang ini sangat peduli sekali dengan hewan anjing dan kucing yang terlantar serta lingkungan. Dengan shalter (penampungan-red) bernama GDSC ( Give Dog Secon Chance) yang didirikan sejak tahun 2017 dimana Adit sebagai ketua dari yayasan GDSC ini.  

Dijelaskan Aditya, GDSC berdiri berdasarkan kesadaran dirinya bersama teman-temannya yang lain akan kepedulian dengan lingkungan karena ketika menyelamatkan binatang, dalam hal ini  anjing sebenarnya bukan soal anjingnya tapi manusianya sebab ketika kita menyelamatkan seekor anjing atau kucing lalu kita mensteril binatang ini agar tidak beranak pinak sehingga jumlahnya tidak lebih banyak dari jumlah manusia artinya GDSC menekan jumlah populasi anjing dan kucing serta penyakitnya yakni penyakit rabies itu sendiri.

Jadi GDSC didirikan bertujuan untuk peduli anjing dan kucing serta lingkungan, dimana kita sebagai manusia yang tingkatannya lebih tinggi dari mahluk hidup lainnya ingin mencoba bahwa dunia atau bumi ini bukan cuman untuk manusia saja tapi ada mahluk hidup lainnya yang harus diperjuangkan hidupnya seperti manusia karena hidupnya mahluk lain tergantung sikap dan prilaku manusia itu sendiri. Maka GDSC hadir dengan tujuan bahwa semua mahluk di dunia ini bisa hidup berdampingan tanpa saling menyakiti, tambah Adit.

Adapun edukasi kepedulian yang dilakukan GDSC kepada anjing liar khususnya alasannya kenapa anjing tersebut bisa liar sebab ada peran dari pemiliknya tentang kesadaran untuk tidak mensterilkan hewannya sebab hewan ini akan terus bertambah beranak pinak, akhirnya pemilik ini kewalahan dengan hewan peliharaan yang semakin banyak biaya semakin besar dan tempatnya tidak ada, maka pilihan mereka membuangnnya ketika anjing dan kucing dilepas liarkan ke berbagai daerah menjadi gangguan masyarakat maka orang yang tidak suka akan menyakiti binatang tersebut, dari sini banyak laporan dari masyarakat kepada GDSC melalui medsos kalau ada anjing yang terlantar atau yang dianiaya selanjutnya oleh GDSC diambil terus di bawa ke klinik lalu di sekrining setelah sehat baru dibawa ke selter, papar Adit.

Kehawatiran Adit dan Andi adalah ketika masyarakat dan pemerintah tidak peduli akan populasi hewan baik itu kucing atau anjing yang liar akan menimbulkan penyakit rabies yang lebih berbahaya dari penyakit karena Covid 19, sebab anjing liar dapat menggigit orang, seperti terjadi di salah satu daerah dimana ada satu orang yang digigit lalu orang tersebut kumpul dengan teman-temannya, minum atau makan bareng-bareng dalam waktu tidak lama maka orang yang berkumpul tadi terjangkit penyakit rabies, yang mungkin saja tertular lewat air minum orang yang tertular rabies sebab rabies menjangkit memlalui ludah/liurnya, kurun tidak waktu seminggu orang tersebut semua meninggal, ucap adit.

Apa yang dikeluhkan GDSC terhadap anjing, kucing dan tumbuhan atau lingkungan yakni kurangnya peran atau kepedulian  dari pemerintah terkait dalam hal ini penyediaan tempat hewan untuk ditampung agar jauh dari masyarakat sekitar, selain itu juga tidak adanya anggaran atau biaya makan untuk  anjing dan kucing yang jumlahnya terus bertambah dalam penampungan, tambah Adit dan Andi.

Selain keluhan tersebut tadi, dirinya juga melihat masih ada oknum-oknum dalam memperjual-belikan anjing ke rumah makan dan warung-warung untuk dijadikan santapan manusia layak daging ayam dan sapi. disinyalir hampir setiap harinya  ada sekitar 200 ratus atau ratusan anjing dari suatu daerah di kirim ke rumah makan yang berada di baik dalam kota maupun keluar daerah di Jawa Barat, ujar Adit.

Pendiri Give Dog Second Change (GDSC) Aditya Hoesaeni Tuturoong. berpesan kepada pemelihara hewan baik kucing atau pun anjing yang saat ini sudah memiliki hewan tersebut, dirinya agar mereka berkomitmen seumur hidup ketika hewan peliharaannya sakit dibawa ke klinik dan yang tak kalah pentingnya mensterilkan kucing dan anjingnya karena apa, biar jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga pemiliknya tidak merasa kewalahan. Jadi peliharalah hewan tersebut sesuai dengan kemampuan jangan terus menampung binatang tersebut nantinya baik manusianya atau hewannya malah menjadi tidak sehat karena ketidak mampuan.

Sedangkan kepada masyarakat, Adit pun berpesan apabila ada hewan terlantar atau liar jangan disakiti seperti dilempar batu, ditendang, disiram air panas, tapi sebaliknya beri makan hewan terlantar tersebut karena mereka tau bagaimana bertahan hidup dan bukan mencuri. Mari kita tumbuhkan rasa kepedulian terhadap hewan sebab mereka/binatang, kita, kamu sama dihadapan sang pencipta sebagai ciptaanNya yang butuh disayang dicintai, sudah seharusnya kita hidup damai tanpa harus menyakiti, pesan Adit mengakhiri oborolannya. (abuds/Dunk)

 

Tinggalkan Balasan