Ponpes Roudlatul Ulum Gelar Renungan Rabu

Bandung Barat SRI-media com.Pondok Pesantren Roudlatul Ulum dalam konsep pembelajarannya meliputi berbagai agenda, bukan hanya mengenai kajian religius, Namun juga secara komprehensif terkait politik pun tidak terkecuali. Sebagaimana tema di luar konteks dalam kegiatan Renungan Rabu yang di selenggarakan pada Rabu (12/1/2022).
Terkonfirmasi, pondok pesantren Roudlatul ulum terletak di kampung Cisasawi, Desa Cihanjuang, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung barat.

Dari acara penuh makna dan mengarah ke kehidupan religius tersebut juga ada sesi diskusi terkait dengan apapun yang akan menjadi pembicaraan dan pembahasan tentang problematika dalam lingkup ibadah dan bermuamalah.

Pada kesempatan itu terbersit sebuah pemikiran yang introspektif dari antara orang yang terlibat dalam diskusi itu dimana diluar perkiraan ada yang menjadi kontroversi dalam diskusi ada dari seorang ustadz yang menanyakan bagaimana apabila seorang kiayi, haji ataupun pimpinan pondok pesantren menjadi seorang pejabat negara seperti Presiden, Gubernur, Bupati atau anggota dewan legislatif. Beragam, jawaban orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut dan kesimpulan yang dapat di petik bisa di garis bawahi bahwa mereka mengatakan setuju apabila seorang kyai ataupun ulama menjadi pejabat negara.

Pimpinan pondok pesantren roudlotul ulum, KH, MD, Ubaydillah AB. terkait pertanyaan tersebut menjawab dengan bijak bahwa kajian dalam diskusi mengenai seorang ulama menjadi pejabat merupakan hal yang beralasan dan ia menuturkan agar jangan alergi terhadap pernyataan itu sehingga menyebut Ustadz yang menyampaikan dalam diskusi itu sebagai ustad pemikir dan kritis.

Lebih lanjut, KH Ubaidillah mengungkapkan dirinya
untuk mau mencalonkan Bupati merupakan hal yang sama sekali tidak pernah merasakan ke arah itu dan mengaku masih terkonsentrasi hendak berdakwah terhadap umat.

Sementara terkait isu di tengah masyarakat bahwa ia di gadang-gadangkan untuk mau mencalonkan Bupati tidak ada komentar darinya. Bahkan ketika orang- orang dalam diskusi itu mendorongnya untuk maju menjadi bupati, KH Ubaidillah hanya terdiam dan tersenyum.

“Insya Allah, apabila di takdirkan. Saya serahkan kepada Allah. Namun, rasanya fokus terhadap dakwah merupakan masih agenda prioritas,” pungkasnya.** Eker

Tinggalkan Balasan