Cianjur SRI-media com,Paman Seorang Pekerja Migran Indonesia ( PMI ) asal Desa Lembahsari, Kecamatan Cikalong kulon, Kabupaten Cianjur tidak pernah bosan meminta bantuan kepada semua pihak, Pemerintah ataupun Intansi dan lembaga bantuan Hukum supaya dirinya dapat bertemu dengan sang keponakan.
Ustad Amang Sodikin, adalah Paman Yuyu Binti Engkos yang menjadi Pekerja Migran Indonesia ( PMI ) ke Taif Arab Saudi pada 2006 silam dan sampai detik ini belum kunjung pulang.
Saat di jumpai di rumahnya, Ustad Amang Menceritakan sepenggal kisah tentang Yuyu yang merupakan gadis lugu dan tidak pernah bermain ataupun keluar jauh dari kampung halaman. Namun pada saat itu, entah apa yang mempengaruhi pikirannya sehingga Yuyu berniat dan meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk berangkat mencari nafkah ke negara bagian timur yakni Arab Saudi.
Orang tua Yuyu tak ayal seperti Yuyu jauh dari kata bergaul, sehari hari mereka hanya bercocok tanam alias bertani, dengan hati yang berat orang tua Yuyu merelakan anak bungsunya itu pergi ke Negri Arab Saudi dengan iming iming seponsor melalui PT. Trimata megah abadi yang katanya saat ini sudah tidak beroperasi lagi alias bangkrut.
” Kalo saja dulu Yuyu meminta ijin dulu kepada saya, saya tidak akan pernah mengijinkan Yuyu untuk menjadi TKW atau sekarang dikenal dengan sebutan PMI,” kata Ustad Amang di Kediamannya, kepada Suara Rakyat Indonesia , Kamis ( 25/11/21).
Ustad Amang Menceritakan sebagian kisah dari mulai Yuyu berangkat, beberapa waktu lalu ia dengan keponakannya itu sempat hilang kontak sangat lama sekali, dan demgan bantuan Seponsor akhirnya Ustad amang di bawa ke PT. Yang memberangkatkan Yuyu hingga akhirnya dapat berkomunikasi, namun Yuyu anehnya enggan bersedia untuk pulang. Sedangkan teman temannya disini sudah beberapa kali pulang, dan yang membuat ustad Amang khawatir, Yuyu pernah menitipkan sejumlah uang kepada temannya untuk disampaikan ke orang tuanya dan alhamdulilah sampai, namun teman Yuyu berkata bahwa Yuyu di sana ingin pulang.
Singkat cerita setelah beberapa waktu diproses agar keluarga Yuyu dapat berkomunikasi namun Yuyu dengan alasan yang tidak jelas dan mengatakan betah, Yuyu enggan untuk Pulang.
Beberapa tahun kemudian, Ustad Amang bertemu dengan salah seorang Lembaga Sosial Garda BMI, dan sejenak merasakan angin segar. Garda BMI mulai berkomunikasi dengan pihak BP2MI dan Instansi terkait lainnya, hingga muncullah sepucuk surat dari BP2MI bahwa Yuyu akan pulang setelah lebaran haji ditahun 2021 namun dengan beberapa persyaratan yang di setujui antara Yuyu dan Penerima Jasa ( Majikan ). Sontak hal itu membuat keluarga Yuyu di Tanah Air gembira, bahkan semua sodara dan tenangga sudah mempersiapkan untuk menyambutnya.
” Keluarga Yuyu sodara Yuyu bahkan dari Jawa sudah menginap satu Minggu untuk menunggu kepulangan Yuyu, karena kami mendapatkan surat dari BP2MI tapi sampai saat ini apa yang ditulis dalam surat itu tidak pernah terjadi dan tidak ada jawaban tentang alasan kenapa Yuyu tidak jadi Pulang, ” ujar Paman Yuyu ( PMI) Ustad Amang, sembari menangis.
Dan, sambungnya, telah lama ini juga Yuyu tidak pernah mengirimkan wesel, dan ada kata yang paling mengecewakan dan menghawatirkan, majikan Yuyu berkata bahwa, Majikan nya itu sudah tidak punya hutang piutang masalah gaji, nah lalu gajinya selama ini di kemanakan,” sambung Ustad Amang.
Lanjut Ustad Amang,” Tapi urusan uang nomber dua, yang penting Yuyu sekarang pulang, karena orang tuanya sudah mulai menua bahkan pendengarannya pun sudah kurang mendengar, dan juga sering sakit sakitan apalagi ibunya karena setiap hari memikirkan Anak bungsunya itu,” lanjut Ustad Amang ( Paman Yuyu ).
Ustad Amang berharap, apapun alasannya, karena ini sudah melebihi batas waktu 15 tahun tidak kunjung pulang, saya harap bantuannya kepada semua pihak membantu kepulangan Yuyu.
” Kepada semua yang mendengar, dan bapa presiden tolong bantu pulangkan keponakan saya ke tanah air, karena bagaimanapun Yuyu orang Indonesia dan saya harap bapak presiden mau menolong saya, kami dan orang tuanya agar bisa berkumpul kembali,” harapnya.** BEN