Durian Musangkin dan Blackstone Sindangkerta Siap Melawan Import. Dadang Naser, Jadikan Sebagai Daerah Agro Wisata Durian  

BANDUNG BARAT, sri-media.com- Untuk kedua kalinya kunjungan anggota DPR RI dari komisi 4 yang membidangi pertanian, perikanan dan pertenakan melakukan kegiatan resesnya mendatangi masyarakat langsung di daerah pemilihannya (dapil KBB) seperti kegiatan reses yang dilakukan DR. H. Dadang Naser salah satu anggota DPR RI komisi 4 dari partai Golkar pada Minggu (22/12) di Desa Puncak Sari Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat.

Kunjungan kedua kalinya Dadang Naser di wilayah KBB dirinya didampingi pula oleh anggota komisi 4 lainnya dari dapil Cirebon yaitu Prof. H. Rohmin Dahuri dari partai PDIP, anggota DPRD komisi 1 bidang pemerintahan dari dapil 3 KBB Tuti Turimayanti, perwakilan Pemda Jabar, Pemkab KBB serta dihadiri para petani, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.

Kepada para awak media, Dadang Naser menjelaskan sehabis melakukan kunjungan di perkebunan Durian Desa Puncak Sari bahwa durian Musangkin dan Blackstone dari Sindangkerta ini diharapakan dapat bersaing dengan buah durian lain yang sudah lebih dikenal luas masyarakat seperti durian montong dari Thailand dan durian dari Malasyia untuk melawan import dalam rangka ketahanan pangan dan devisa negara. “Negara kita banyak importnya tetapi menghambat ekspornya masa durian saja harus import” sebetulnya durian itu milik Indonesia, maka kami hadir langsung disini melakukan panen durian yang langsung didampingi Prof. Rohmin Dahuri mantan mentri kelautan dan perikanan dan kebetulan sekarang sama di komisi 4 untuk bersinergi membuat kampung- kampung unggulan di Indonesia, jelas Dadang.

Dikatakan Dadang, hal – hal yang sifatnya melawan import ini yang harus dikuat oleh negara kedepan terutama perhatikan bibit unggulnya petani dibantu disubsidi tentang keberadaan bibit-bibit unggul untuk penanaman tanaman-tanaman yang menghasilkan dan berdampak ketahanan pangan dari import menjadi eksport atau minimal stop import bahan baku yang dihasilkan petani kita termasuk keinginan adanya tepung sukun yang dapat mengimbangi kehadiran import tepung terigu. Dimana nantinya kue itu berbasis tepung sukun, tepung ubi sweet potato dan sekarang di Kabupaten Bandung sudah mampu mengimbangi bibit khas yang biasanya dihadirkan dar luar negeri yaitu kentang atlantik dan grianola, mestinya pemerintah dalam hal ini kementrian pertanian fokus melihat masalah-masalah yang sifatnya import, inilah yang mesti dilakukan guna menunjang program Nawacita Presiden Prabowo terkait kemandirian pangan bukan saja beras tetapi jenis tepung yang berkualitas, untuk peternakan seperti sapi haruslah sapi-sapi yang berkualitas yang dapat menghasilkan susu b yang baik dan jumlah banyak dalam rangka makan gratis bergizi, jelasnya.

Dadang pun berpesan kepada pemerintah daerah dan provinsi untuk menjadikan Sindangkerta menjadi kampung durian Musangkin dan Blackstone, dimana daerah ini menjadi penghasil durian kelas dunia yakni durian Musangkin dan Blackstone, untuk bibit ungggulnya dibantu oleh pemerintah daerah, pemerintah Provinsi sampai ke tingkat Pusat. Bahkan saya sedang berfikir bagaimana setiap rumah yang mempunyai halaman atau setiap masyarakat yang punya lahan di Sindangkerta semuanya menanam pohon durian sehingga disini akan aman tidak akan ada yang mencuri durian sebab mereka juga mempunyai pohon durian, sebab kedua buah durian ini mahal harganya apa lagi barangnya import dimana harga per kilonya diatas lima ratus ribu. Selain itu diperlukan juga kehadiran Dinas Pariwisata untuk menjadikan daerah ini sebagai Agro Wisata durian dengan model memetik sendiri atau jadikan edukasi pertanian dan jalannya diperbaiki dengan dibantu oleh pemerintah daerah serta memberikan reward (penghargaan) kepada petani yang berprestasi karena sudah dapat melawan import durian. Disini saja perkebunan durian baru saja 5 hektar bayangkan kalau satu Kecamatan Sindangkerta, ungkap Dadang, mengakhiri obrolannya.

 

(abs/dd/as)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan