Garut SRI-Media.com,– Implementasi wacana terkait situ bagendit menjadi objek wisata Yang di proyeksikan mendongkrak stabilitas perekonomian akhir nya termanisfestasi melalui Peletakan batu pertama penataan kawasan wisata Situ Bagendit yang ditandai lewat pemancangan menggunakan alat berat drop hammer di lokasi proyek di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Selasa (11/11/2020).
Peletakan batu tanda di mulai pelaksanaan proyek pengerjaan tersebut di hadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Garut, Rudy Gunawan wakil bupati, ketua DPRD, jajaran Forkopimda, jajaran Forkopimcam, Ormas Pemuda Pancasila, Gibas, KNPI, Karangtaruna dan perwakilan dari Direktorat Jendral (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI).
Dikatakan, Ridwan Kamil bahwa (Groundbreaking penataan kawasan wisata Situ Bagendit) ini mengawali sebuah proses konstruksi yang akan menjadi semangat pemulihan ekonomi Jabar, khususnya Garut.
Adapun BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. selaku kontraktor pelaksana akan mengerjakan penataan kawasan Situ Bagendit selama 14 bulan.
“Jadi secepat-cepatnya masyarakat Garut dan wisatawan bisa menikmati wajah baru Situ Bagendit pada Desember 2021,” ujar Kang Emil.
Dikatakan Lebih lanjut, penataan kawasan wisata Situ Bagendit merupakan komitmen bersama antara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, dan Pemda Kabupaten Garut.
Penataan diawali usulannya kepada Presiden RI Joko Widodo saat kunjungan kerja ke Situ Bagendit di 2019. Ia mengusulkan agar objek wisata kebanggaan warga Garut itu bisa dipercantik menjadi wisata kelas dunia.
“Saya, Presiden, Menteri PUPR, dan Bupati Garut berdiskusi dan hasilnya adalah penataan ulang yang dikelola oleh Ditjen Cipta Karya,” Jelas nya.
Masterplan penataan kawasan wisata Situ Bagendit dengan nilai kontrak kurang lebih Rp 81,1 miliar ini, lanjut Emil terdiri dari 3 gate yang merupakan akses masuk bagi pengunjung dan 6 zona meliputi beberapa fungsi, yaitu wisata publik (Zona 1), area kuliner (Zona 2), area green school (Zona 3), area komersil (Zona 4), area water sport (Zona 5), serta area masjid dan konservasi (Zona 6).
Dari berbagai zona tersebut, pengunjung dapet menikmati berbagai fasilitas, antara lain di Zona 1 mulai dari wisata air, ruang terbuka, taman, amfiteater, dermaga, taman teratai, plaza utama, plaza edukasi, ruang kuliner, kios oleh-oleh, parkir kendaraan, hingga toilet.
Sementara di Zona 6, akan dibangun Pulau Nusa Kelapa yang nantinya terdapat masjid, menara pandang, plaza utama, area literasi, playground, sky bridge, dermaga, jembatan, plaza air, hingga kawasan konservasi.
“Setiap zona pun dihubungkan oleh jalur pedestrian yang terbagi ke dalam dua tipe, yaitu pedestrian dengan tanggul dan elevated pedestrian. Saya titip dijaga kondusifitas selama pengerjaan, organisasi pengelola dari sekarang juga sudah harus dikonsepkan,” teurang nya.
Masih kata, Kang Emil warga lokal bisa ikut terlibat dalam penataan kawasan wisata Situ Bagendit selama memenuhi kualifikasi, mulai dari penyediaan material bangunan yang berkualitas hingga pemberdayaan masyarakat dalam menyediakan produk lokal Garut untuk dipamerkan nantinya.
“Situ Bagendit ini dampak ekonominya luas, banyak pesantren dan desa juga akan dilibatkan, sehingga nanti di sini semua produk lokal Garut bisa diperlihatkan sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi lokal,” Pungkas Kang Emil.**( Heri A*).