Marak Bank Emok Pemdes Citapen Harap Peran Pemerintah.

Purwakarta SRI-Media.com,–  Alternatif masyarakat terhadap kebutuhan kredit mikro untuk menanggulangi krisis modal bergantung kepada rentenir yang saat ini marak eksistensinya dengan sebutan populer Bank Emok.

Kata bank emok muncul karena transaksi yang dilakukan para nasabah dan pihak koperasi dilakukan dengan cara duduk lesehan dengan target utamanya adalah ibu-ibu.

Dalam perjalanannya, Bank Emok di nilai meresahkan masyarakat karena penuh konsekuensi karena selain hitungan bunga yang sangat tinggi juga dalam angsurannya sendiri menggunakan sistem inklusif, sehingga banyak yang terjerumus dalam masalah kesulitan membayar. Namun, meski demikian, masih saja banyak yang tergiur untuk meminjam uang.

Hal itu menjadi problematika Kepala Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Asep W ABD Rahman. Kepada media SRI bahwa fenomena tersebut harus segera diatasi dan diberantas di tengah-tengah masyarakat.

“Mungkin, Bumdes solusinya karena simpan pinjam merupakan jenis usaha yang paling mampu memberikan efek bagi perekonomian desa,” tuturnya.

kehadiran unit usaha simpan pinjam, lanjut Asep. akan memiliki kekuatan besar karena di anggap terpercaya dan jelas regulasinya, dengan menekan tingkat suku bunga serendah mungkin, agar tidak membebankan masyarakat dan untuk menghindari macetnya pembayaran.

“Dengan kebutuhan yang makin mendesak setiap orang pasti akan mengambil jalan pintas. Tidak bisa di pungkiri, khususnya ibu rumah tangga untuk mengatasi beban hidup, akhirnya berurusan dengan bank emok,” ujarnya.

Selaku kepala desa, Asep. Sangat menyayangkan serta prihatin. Di karenakan tekanan ekonomi dimasa pandemi, bank emok menjadi alternatif masyarakat miskin di desanya.

“Sudah saat nya pemerintah turun tangan melalui pembinaan atau minimal sebuah solusi, mengingat ini sudah menjadi penyakit di masyarakat,”  tutupnya. **(Euis/Yusuf*).

 

 

Tinggalkan Balasan