KBB | SRI-Media.com,– Para pendamping PKH Kecamatan Cipatat yang sering berinteraksi dengan masyarakat sering menjumpai masyarakat yang belum tersentuh bantuan baik swadaya maupun uluran pemerintah. Hal inilah yang menginspirasi Pendamping Sosial PKH Kecamatan Cipatat untuk mengadakan sebuah acara “Gema Peduli” di bulan Ramadhan 1442 H. Kegiatan berlangsung pada hari Minggu, (9/5/2021) bertempat di seluruh wilayah Kecamatan Cipatat.
Kegiatan ini merupakan kali kedua dilaksanakan setelah pada tahun 2019 mengadakan hal yang sama. pada tahun 2020 panitia tidak mengadakan kegiatan karena pandemi covid-19 sedang meningkat. Sedangkan pada tahun 2021 panitia berinisiatif kembali melaksanakan kegiatan dengan tetap menjaga standar protocol kesehatan.
Kegiatan “Gema Peduli” dikemas dalam rantaian kegiatan yaitu: Gema Peduli: berbagi parcel untuk masyarakat di seluruh desa di kecamatan Cipatat, berbagi alat bantu tongkat untuk masyarakat yang membutuhkan, berbagi Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Rajamandala dan Puskesmas Cipatat, Kemudian, acara pamungkas yaitu Gema Peduli: santunan, tausiah dan buka puasa bersama Yatim Piatu di Pondok pesantren Inayatul Muhajirin Mandalasari Cipatat. Hal tersebut dijelaskan, Rahmat Sulaeman Zulkarnaen Selaku ketua Steering Committee kegiatan dan juga sekaligus Koordinator PKH Kecamatan Cipatat.
Saya, lanjut dia keadilan sosial bagi seluruh warga Negara Indonesia harus tercipta. Ia menilai, masih dijumpainya masyarakat yang belum tersentuh bantuan baik swadaya maupun uluran pemerintah.
“Hal ini menunjukan masih adanya anomali, gap idealita dan realita. Secara ideal, masyarakat harusnya dapat merasakan pemerataan sosial ekonomi sebagai mana amanat pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, di sisi lain masih dijumpainya masyarakat yang belum merasakan hal itu,” ujarnya.
Hal itu terbukti ketika pembagian parcel, ia menuturkan bahwa ada seorang ibu yang bernama Anih, di dusun Ciparang, desa Cipatat. Ia hidup di sebuah rumah gubug berdinding bilik bambu berukuran 4×3 meter persegi, ia hidup sebatang kara. Masih di tempat yang sama, ada seorang nenek yang sudah lansia hidup sebatangkara dengan ukuran rumah yang sama, ditambah lagi tidak ada tempat MCK yang memadai serta rumahnya dikelilingi kandang domba. Terlihat dari pengamatan, wilayah tersebut seperti komplek perumahan panggung dengan dinding bilik dan lantai bambu.
“Acara ini, diharapkan menjadi secercah implementasi keadilan sosial, wahana peningkatan silaturahmi multi stakeholder, antara masyarakat dengan masyarakat dan juga unsur pemerintahan” tutur Rahmat Sulaeman yang juga merupakan Ketua Forum Pendamping dan Operator ( FORKOMPAK). PKH Kab. Bandung Barat.
Secara khusus, kegiatan ini memiliki tujuan masing-masing. Pembagian parcel lebaran bagi lansia se-kecamatan Cipatat diperuntukan bagi lansia kurang mampu, hidup sebatangkara dan belum sama sekali tersentuh oleh program bantuan dari pemerintah. Pemberian tongkat jalan, menyasar elemen masyarakat yang sangat membutuhkan alat bantu jalan (tongkat). Donasi Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis puskesmas, merupakan bentuk ikhtiar dalam membantu menyudahi pandemic covid 19 yang berkepanjangan.
Buka bersama, santunan anak yatim, bantuan untuk pesantren dan pemberian Al-Qur’an kepada para santri, diharapkan menumbuhkan rasa solidaritas, tanggung jawab dan inovasi bagi semua pihak untuk selalu menjaga rasa kepedulian.
“Kegiatan mendapat dukungan dari berbagai pihak, aparat pemerintahan Desa di SeluruhKecamatan Cipatat, Koordinator Kabupaten (korkab) PKH Bandung Barat, Forum Pendamping dan Operator ( FORKOMPAK) dan terkhusus para pendamping Sosial PKH Bandung Barat yang menjadi panitia dan juga menjadi paradonatur,” tutupnya.**(Asp*).