Solo SRI -media Com,Pertunjukan wayang potehi ini kita bisa menyaksikan langsung dengan join Zoom miting .di bawakan langsung oleh Toni Harsono Pimpinan Paguyuban FU HE AN Pelestari wayang potehi Pendiri Musieum POTEHI GUDO JOMBANG . saat di temui lewat pesawat telepon Ocdy Susanto Mengutarakan bahwa seni Budaya Wayang Potehi sangat pesat ada di Nuasantara .
Tek…Tek…Tong….Suara Pagelaran Wayang Potehi Fu He An dari Gudo terdengar jelas menjelang sore hari di kelenteng Tien Kok Sie Solo 4 Nov s/d 8 Nov 2021 Rupanya kelenteng tersebut mengadakan kontes Wayang Potehi . Warga Solo berbondong – bondong sangat antusias menyambut tradisi budaya yang sangat unik dan mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi , ketika Almarhumah KH. Abdurrahman Wahid yang akrab di Sapa Gus Dur sangat menyukai Pagelaran Wayang Potehi yang dianggap Menambah Tradisi dan Kebudayaan Masyarakat Indonesia Saya Tertarik buat Menelusuri Tradisi Wayang Potehi . Kata Potehi berasal dari kata Poo yang artinya Kain . Thay-Kantung dan Hie- wayang Jadi arti Kata Potehi adalah Wayang dari Kantong Kain. Kesenian Wayang Potehi telah berumur dari Lima belas Abad dan diperkirakan Potehi telah ada Di Tiongkok Pada abad ke 3 hingga ke 5 Masehi dan Berkembang Pesat di Zaman Dinasti Song sekitar Abad 10 – 13 Masehi . Sejarah Wayang Potehi Masuk ke Indonesia tahun 1970 an sampai tahun 1990 an bisa di katakan masa Sulit dan Suram bagi Perkembangan Wayang Potehi di karenakan tindakan Represif Penguasa pada masa itu terhadap budaya Tionghoa
Padahal nilai-nilai budaya yang di bawa serta oleh Orang Tionghoa sejak berabad – abad lalu telah bertumbuh bersama budaya Lokal dan menjadi budaya Indonesia dalam masa suram Pungkas Ocdy Susanto. Pemerhati budaya Tionghoa Jateng. Wayang Potehi seolah mengalami Pengerdilan Sangat Sulit menemukan Pementasannya saat itu . Apalagi jika bukan Karena sulitnya mendapatkan Perizinan . Padahal Jika di amati Para Penggiat Wayang Potehi sebagian besar adalah Penduduk Asli Indonesia, Bayangkan, betapa besar Apresiasi mereka terhadap budaya yang bisa di katakan bukan budaya asli Indonesia, Namun setelah Reformasi berjalan di bawah Pemerintahan Presiden Gus Dur , Angin Segar seolah berjalan menyelamatkan Kesenian ini . wayang Potehi bisa di pentaskan kembali dan tentu saja tidak dengan sembunyi- sembunyi bisa di saksikan langsung melalui aplikasi Zoom Meeting Seperti contoh Pertunjukkan Wayang Potehi yang di bawakan langsung dari Panguyuban Fu He AN , Pelestarian Wayang Potehi Pimpinan Toni Harsono Pendiri Museum Potehi Gudo Jombang Ujarnya …
Ocdy Susanto ,,Sejarah wayang potehi masuk ke Indonesia Tahun 1970-an sampai tahun 1990-an bisa dikatakan masa suram bagi Wayang Potehi. Itu dikarenakan tindakan represif penguasa pada masa itu terhadap budaya Tionghoa. Padahal nilai-nilai budaya yang dibawa serta oleh orang Tionghoa sejak berabad-abad lalu telah tumbuh bersama budaya lokal dan menjadi budaya Indonesia. Dalam masa suram itu,
Sejarah Wayang Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong) dan hi 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari Tiongkok.
Menurut legenda, seni wayang ini ditemukan oleh pesakitan di sebuah penjara. Lima orang dijatuhi hukuman mati. Empat orang langsung bersedih, tetapi orang kelima punya ide cemerlang. Ketimbang bersedih menunggu ajal, lebih baik menghibur diri. Maka, lima orang ini mengambil perkakas yang ada di sel seperti panci dan piring dan mulai menabuhnya sebagai pengiring permainan wayang mereka. Bunyi sedap yang keluar dari tetabuhan darurat ini terdengar juga oleh kaisar, yang akhirnya memberi pengampunan.
Menurut sejarah, diperkirakan jenis kesenian ini sudah ada pada masa Dinasti Jin 晉朝 (265-420 Masehi) dan berkembang pada Dinasti Song 宋朝 (960-1279). Wayang Potehi masuk ke Indonesia (dulu Nusantara) melalui orang-orang Tionghoa yang masuk ke Nusantara pada sekitar abad 16 sampai 19. Data yang sahih berupa catatan awal tentang wayang Potehi di Indonesia, berasal dari seorang Inggris bernama Edmund Scott. Dia pergi ke Banten 2 kali, antara 1602 dan 1625. Ia menyebutkan, pertunjukan sejenis opera, yang diselenggarakan bila jung-jung akan berangkat ke atau bila kembali ke Tiongkok. Ia mengamati dengan teliti, bahwa pertunjukan ini berhubungan dengan penyembahan dan bahwa biarawan-biarawan mempersembahkan kurban, dan bersujud di tanah sebelum persiapan.[1] Scott menuliskan bahwa “mereka sangat menyukai sandiwara dan nyanyian, tetapi suara mereka adalah yang paling jelek yang akan didengar orang. Sandiwara atau selingan itu mereka selenggarakan sebagai kebaktian kepada dewa-dewa mereka: pada permulaannya, mereka lazim membakar kurban, para pendetanya berkali-kali berlutut, satu demi satu. Sandiwara ini biasa diadakan, apabila mereka melihat jung atau kapal berangkat dari Banten ke Tiongkok. Sandiwara ini kadang-kadang mulai pada tengah hari dan baru berakhir keesokan paginya, biasanya di jalan terbuka,
sekarang ini kita bisa lihat secara langsung menonton wayang Potehi,bukan sekedar Seni pertinjukkan Wayang potehi bagi etnis Tionghoa memiliki Fungsi sosial serta Ritual. tidak berbeda dengan Wayang wayang lain di indinesia. Beberapa lakon yang sering di bawakan dalam wayang potehi. adalah Si Jin Kui. setiap wayang bisa di mainkan untuk berbagai karakter yg unik. kecuali kwan kong. yang warna wajahnya tidak bisa berubah
masyarakat bisa mengunjungi Museum Wayang di Banyumas. Gudo Jombang. dan museum wayang Fatahilah Jakarta
Dalang wayang potehi hanya memainkan lakon yang lucu.dan unik yang berasal dari kisah klasik Tiongkok seperti legenda dinasti dinasti yang ada di tiongkok. terutama jika di pentaskan dan di mainkan di vihara. akan tetapi saat ini wayang potehi sudah mengambil cerita cerita di luar kisah klasik seperti cerita novel. Sam pek Eng Tay . dan Se yu dengan tokoh kera sakti Sun Go Kong yang tersohor . pada masa masuknya pertama kali di nusantara, wayang potehi dipentaskan dalam dialek bahasa Hokkian, Tokoh Dalang Wayang Potehi paling Senior . Bapak Tio Tiong Gie dari Semarang jateng, yang walaupun telah berusia cukup lanjut masih sangat piawai dalam membawakan perannya sebagai Dalang dari satu jenis Wayang Potehi yang sangat menarik dan telah langka ini
Wayang Potehi seolah mengalami pengerdilan. Sangat sulit menemukan pementasannya saat itu. Apalagi jika bukan karena sulitnya mendapat perizinan. Padahal jika diamati para penggiat Wayang Potehi sebagian besar adalah penduduk asli Indonesia. Bayangkan, betapa besar apresiasi mereka terhadap budaya yang bisa dikatakan bukan budaya asli Indonesia. Namun setelah reformasi berjalan, angin segar seolah menyelamatkan kesenian ini. Wayang Potehi bisa dipentaskan kembali dan tentu saja tidak dengan sembunyi-sembunyi. Ujarnya ** Red / dunk