SMSI KBB dan Cimahi: Walpri Bupati Bandung Barat Jeje Kurang Banyak Belajar

Bandung Barat, Sri-media.com– Pengawal pribadi (walpri) Bupati Bandung Barat tidak profesional karena menghalangi jurnalis mewawancarai Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchi Ismail. Tercatat sementara ini ada 2 kali perlakuan walpri Bupati Jeje yang menghalangi tugas jurnalistik pewarta di KBB.

 

Yang pertama terjadi saat acara Bazaar Ramadhan di Pelataran Parkir Gedung B, Pemkab Bandung Barat (17/3/2025). Pada saat itu, wartawan Pikiran Rakyat Jabar ingin menanyakan perihal penanganan sampah di KBB kepada Bupati Jeje.

 

Yang kedua saat wartawan melakukan doorstop dengan Bupati Jeje di lokasi bencana banjir bandang Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Sabtu, 15/3/2025). Saat itu, jurnalis ayobandung.com ingin menanyakan perihal penangan bencana di KBB.

“Kami menilai, walpri seperti ini justru merugikan kinerja Jeje Ritchi Ismail sebagai Bupati Bandung Barat. Seharusnya, sebagai Walpri harus ikut mendukung persiapan dan kondusifitas saat Jeje sebagai Bupati untuk diwawancarai oleh jurnalis, ”kata Desmanjon Purba, Wakil Ketua Bidang Advokasi, Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama pada Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Perwakilan Kab. Bandung Barat dan kota Cimahi, Senin (17/3/2025).

 

Menurutnya, walpri Bupati Jeje kurang banyak belajar. Seharusnya Bupati Jeje dapat memberitahukan kepada pengawalnya, bahwa sebagai pejabat publik dan politisi, dirinya harus seefektif mungkin dapat menyapa rakyat dan menjawab wawancara lagsung yang dilakukan kru media sebagai mata dan telinga rakyat. Rakyat harus mengetahui tindakan yang diambil oleh Bupati sebagai kepala pemerintahan KBB atas persoalan yang menimpa warga KBB.

 

“Saat melakukan tugas jurnalistik, kru media harus dilindungi. Pers itu berperan menginformasikan, sekaligus mengedukasi masyarakat. Maka, melalui media, Bupati dapat menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban pelayananannya kepada rakyat Bandung Barat, “tukas warga Cilame, Ngamprah, Bandung Barat ini.

Dia berharap walpri itu segera berubah. Walpri jangan kaku sebab yang dikawalnya adalah Bupati. Bupati harus  dekat dengan rakyat termasuk kru pers. Jangan bertindak berlebihan dalam memberikan pengamanan kepada Jeje sebagai Bupatinya warga KBB. “Jangan samakan pengawalan Bupati dengan CEO juragan besar yang tidak bisa disentuh pihak lain” tegas Desmanjon.

 

Bupati Jeje Jangan Canggung

Di sisi lain, SMSI KBB-Cimahi juga berharap agar Bupati Jeje tidak merasa canggung apalagi tabu untuk diwawawancarai media. Walaupun masih kurang memiliki jam terbang yang tinggi dalam berkomunikasi maupun berdialektika, namun sambil mengasah kemampuannya, Bupati Jeje juga bisa memerintahkan kepada bawahannya untuk mengondisikan jika ada pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepadanya. “Bupati tidak sendiri. Wakilnya ada, stafnya banyak dan tinggal diberi tugas, ”kata alumni Sastra & Ilmu Budaya Unpad ini.

Menurutnya, walpri bukanlah sebagai petugas utama memediasi waftawan dengan buoati saat ada sesi wawancara. Sepertinya, walpri tahunya sekedar mengamankan dan menjauhkan yang dikawalnya dari resiko gangguan. ”Ironisnya, walpri malah menganggap wartawan adalah pihak yang harus dijauhkan dari Bupati demi langkah pengamanan fisik Bupati. Padahal, setahu saya sejak KBB berdiri, jurnalis di KBB itu rata-rata baik dan sopan. Tidak pernah ada catatan, wartawan KBB menyerang narasumber, “tukasnya. ***  (red)

 

Tinggalkan Balasan