Harga Tomat Anjlok, Petani Ciguntur Hanya Bisa Pasrah.

Cianjur |SRI-Media.com,– Pertanian selain sebagai profesi adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. salah satunya bahan pangan tomat yang dijadikan komoditas oleh warga kampung Ciguntur, RT 06, RW 03 , Desa Cipendawa,  Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

Dengan menanam tomat merupakan sumber penghasilan yang didapatkan sebagai penunjang perekonomian masyarakat setempat yang kebanyakan berprofesi petani, namun mengingat harganya yang fluktuatif harganya sering berubah kadang signifikan juga kerap anjlok. Menghadapi konsekuensi seperti itu para petani tomat hanya bisa menerima realitas.

Salah satunya petani tomat Yadi (49)  menjelaskan (6/6/2021) kepada media harga tomat, biasa normalnya Rp. 5000, per kg, tapi, kata dia  sekarang jauh apa yang dibayangkan, sehingga hasilnya tidak memuaskan. Dengan kenyataan itu, Yadi hanya bisa mengelus dada.

“Yang namanya tani atau dagang  pasti ada untungnya terkadang rugi, manusia hanya berupaya penuh dengan harapan, bayangan yang kita harapkan bakal menjadi kenyataan, dan biasanya ini, bertolak belakang dengan realitas yang ada,” tuturnya.

Semua orang yang berprofesi petani, lanjut Yadi pasti mengalaminya, dari harapan yang mungkin bisa terwujud, sampai yang mungkin tidak bakal bisa terwujud. Sebagai manusia, ujar dia hanya punya rencana tetap Tuhan yang menentukannya.

“Seperti halnya saya, cita- cita yang optimis bakal mendapatkan keuntungan. Eh, ternyata harga tomat sekarang anjlok sampai, Rp. 2000,” katanya. Tidak semua bisa menanam tomat, imbuhnya sebab ada teknik tertentu yang perlu diperhatikan, agak sulit.

Selain tomat harga sayuran pun mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan modalnya, tidak tertutupi jika diakumulasikan dengan harga pupuk.

“Pupuk, 1. lep, Rp. 35000, untuk  satu karung beratnya, 50 kg, serta pupuk yang termurah harganya, Rp. 145.000, pastinya bibit harus dibeli  dengan harga Rp 250.000, per amplop,” bebernya.

Terpisah, salah satu teman satu profesi sebagai petani, Emas ( 52 ) membenarkan mengenai harga sayuran termasuk tomat yang sedang anjlok, menurut dia hal itu terjadi karena dimasa pandemi sehingga daya beli masyarakat kurang.

“Di tengah pandemi aktivitas masyarakat terganggu, kendati keadaan demikian kami tetap bertahan. Habis mau gimana lagi,  pasrah saja sambil berupaya untuk menyambung hidup. Semoga arah kedepannya harga stabil  lebih maju juga lancar,” Pungkasnya.**(Ateng/Agus*).

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan