Paguyuban Sribaduga Ziarah Makam Wali Di Garut.

Bandung SRI-Meduia.com,– Setelah wisata alam seperti pantai dan pegunungan, wisata religi menjadi destinasi wisata paguyuban sribaduga. Hal ini seperti makam-makam Walisongo, yang mayoritas berada di Pulau Jawa. Kegiatan wisata religi, selain atas inisiatif anggota/pengurus paguyuban, juga kemufakatan, sehingga berwisata dengan cara bersama-sama.

 

Berwisata ke tempat bersejarah seperti makam para waliyullah tentu hal yang sangat positif. Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa di petik dari perjalanan wisata religi tersebut, khususnya yang berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Seperti diketahui, ada sembilan wali yang turut menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Mereka menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara, terutama dengan pendekatan seni dan kebudayaan setempat.

Dari penamaannya, nampak jelas bahwa wisata religi dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual. Karena, bagaimanapun, perjalanan keagamaan dilakukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi.

Wisata religi paguyuban Sribaduga bukan sekedar rekreasi biasa yang cenderung untuk keperluan bersenang-senang. Namun, wisata ini lebih bagaimana memaknai spiritual dari sebuah tempat wisata yang kental dengan nilai-nilai sejarah. Dengan begitu, tujuan wisata religi memiliki cakupan yang sangat luas, Artinya, tempat-tempat wisata yang menjadi tujuan wisata religi bisa menggairahkan cita rasa religiusitas, atau bisa menyegarkan dahaga spiritual, baik itu pemakaman para wali, museum-museum kesejarahan Islam, atau tempat apapun yang bisa menyampaikan kita pada tujuan yang dikehendaki dalam wisata religi. Hal itu utarakan ketua Paguyuban Sribaduga, AA Tarma Suntara kepada media.

Perjalanan perdana wisata religi paguyuban sribaduga pada Senin (9/11/2020) diawali meliputi wilayah Garut, Jawa Barat.

” kenapa ke Garut, karena sesuai lambang dan nama paguyuban yaitu sribaduga yang ada keterkaitan nya dengan Karuhun orang Sunda yaitu Prabu Siliwangi yang petilasan nya tersebar di jawa barat. Ziarah pertama, kita ke makam Sunan Pancer Prabu Wijaya Kusuma di Limbangan, Garut kemudian  perjalanan yang kedua ke makam Syeikh Ja’far Siddiq dan Syeikh Abdul Jabar, Gunung Haruman, Cibiuk, Garut. lalu perjalanan yang ketiga ke makam Eyang Papak Raden Wangsa Muhammad, Cinunuk Wanaraja, Garut. Dan selanjut nya perjalanan ke Godog, Syeikh Rohmat suci, Raden kian Santang, Karang Pawitan, Garut,”

Dalam ritual ziarah tersebut, AA Tarma beserta rombongan paguyuban mengadakan dialog dengan para juru kunci makam yang dikunjungi untuk menguak sejarah sejarah para waliyullah.

” Di pancer Wijaya Kusuma kita bertemu dengan, Komar Abdul Holik dari bagian budaya Banten, Alhamdulillah, rombongan paguyuban sribaduga diberikan oleh-oleh berupa catatan sejarah tentang Sunan Pancer yaitu Prabu Wijaya Kusuma dan di makam eyang papak Raden wangsa Muhammad kita diberikan kesempatan untuk melihat peninggalan pusaka bersejarah beliau dan di Godog bersama juru kunci Raden Prabu Kian Santang, Saef Aqil kita diberikan kesempatan berbincang dan diberi buku sejarahnya untuk dipelajari. Dan, In sya Allah, perjalanan religi paguyuban sribaduga selanjutnya ke tempat para waliyullah yang lain di jawa Barat dan luar,” pungkas AA Tarma.**( Yusuf*).

Tinggalkan Balasan